Esposin, SOLO--Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus bertransformasi melalui beragam strategi sebagai wujud komitmen dalam membangun bangsa. Digitalisasi dan inovasi memegang peran penting yang membuat kiprah BUMN makin melejit.
Hal in mengemuka dalam Webinar Sapa BUMN Indonesia Keren Bangkit Bersama BUMN didukung oleh PT Pos Indonesia dan Mandiri Taspen yang disiarkan langsung melalui Youtube Espos Live, bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Senin (20/5/2024).
Promosi Layanan Wealth Management BRI Raih Penghargaan Best Private Bank for HNWIs
Webinar yang dipandu Pemimpin Redaksi Solopos Media Group, Rini Yustiningsih, menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu Corporate Secretary PT Pos Indonesia Tata Sugiarta, Executive Director 3 Pelindo, Ali Sodikin, dan Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga.
Dalam kesempatan tersebut, Arya menguraikan transformasi yang dilakukan BUMN tidak hanya berfokus pada struktural, namun juga menyasar kepada sumber daya manusia (SDM).
Sejak 2019, lanjut Arya, Menteri BUMN Erick Thorir mulai memetakan transformasi tersebut dapat berjalan, dari 144 BUMN yang ada saat ini menjadi 41 BUMN. Melalui transformasi tersebut, Arya menyebut dividen yang diberikan BUMN kepada negara meningkat hingga dua kali lipat.
"Tidak hanya di struktur BUMN, tapi juga transformasi SDM. Targetnya 25% direksi di BUMN adalah perempuan, dan sampai hari ini telah mencapai 23%," kata Arya.
Selain itu, anak muda juga mendominasi posisi penting di BUMN dengan target awal 10% dan saat ini sudah tercapai. Melalui ekosistem yang baik, hal ini bisa menjadi momen kebangkitan BUMN serta mampu berkontribusi besar kepada negara. Menurut Arya, saat ini sebanyak 30% anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) berasal dari BUMN.
Corporate Secretary PT Pos Indonesia, Tata Sugiarta, menguraikan Pos Indonesia menjadi salah satu perusahaan tertua yang telah berdiri sejak 1746. Pada tahun ini, Pos Indonesia berusia 278 tahun yang sukses bertransformasi melalui beragam layanan.
Layanan tersebut meliputi courier, express, parcel (CEP), logistik, finansial, properti, dan edukasi. "Jadi kami berada di 32 provinsi, 416 provinsi, dan 98 kota di Indonesia," kata dia.
PT Pos Indonesia juga dipercaya pemerintah dalam menyalurkan bantuan ke seluruh wilayah. Selain itu, Pos Indonesia juga memiliki satu-satunya kampus di bidang logistik yaitu Universitas Logistik dan Bisnis International (ULBI).
Kenaikan Revenue
Dalam proses tranformasi, Tata menyebut ada beberapa tantangan yang dihadapi, misalnya perubahan akibat pandemi Covid-19, digitalisasi, dan perubahan demografi oleh generasi milenial.Kendati demikian, transformasi yang dilakukan oleh Pos Indonesia sudah berdampak terhadap kenaikan revenue usaha sebesar 16%, net income naik 10%, dan catatan positif lainnya. Dari lima lini bisnis yang ada, menurut Tata bisnis logistik berkontribusi paling besar.
"Bisnis logistik adalah bisnis masa depan. Istilah kami bukan ada alat yang bisa memindahkan secara digital barang dari satu tempat ke tempat lain, Pos Indonesia atau bisnis logistik ini masa depannya masih cerah," ujarnya.
Executive Director 3 Pelindo, Ali Sodikin menguraikan pascameger, pihaknya berfokus untuk menghadirkan beragam layanan yang bisa menekan biaya logistik. Dia memaparkan visi Pelindo adalah menjadi pemimpin ekosistem maritim terintegrasi dan berkelas dunia.
"Kemudian misi kami, mewujudkan jaringan ekositem maritim nasional melalui peningkatan konektivitas jaringan dan integrasi pelayanan guna mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata dia.
Saat ini pihaknya mengoperasikan pelabuhan di 32 provinsi, 122 pelabuhan dengan 4 regional dengan total karyawan sebanyak 25.900 orang. Ada empat layanan yang menjadi fokus utama Pelindo Group, yaitu container service, noncontainer service, logistics & hinterland, dan marine & equipment.
Penggabungan Pelindo menurut Ali telah menciptakan peningkatan kontribusi kepada negara. Pada 2021, realisasi Pelindo kepada negara sebesar Rp4,7 triliun, kemudian pada 2022 tercatat Rp7,2 triliun, dan 2023 sebanyak Rp7,26 triliun.
Lebih lanjut Ali menjelaskan ada beragam tantangan yang dihadapi misalnya revenue volatility akibat ketidakpastian ekonomi dan politik global, munculnya new entrants pelabuhan, dan penerapan environment, social, governance (ESG). Pihaknya juga turut membantu peningkatan kapasitas usaha dan melakukan program desa sejahtera misalnya revitalisasi Desa Wisata Penglipuran.