ekonomi
Langganan

Kontroversi Kemasan Rokok Polos, Dampak Negatif Disebut Lebih Luas

by Newswire  - Espos.id Ekonomi  -  Senin, 23 September 2024 - 15:47 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi kemasan rokok polos tanpa merk.

Esposin, JAKARTA – Rencana penerapan penggunaan kemasan rokok polos tanpa merk atau apa pun mendapat reaksi negatif berbagai kalangan. Salah satunya Institute for Development of Economics and Finance (Indef) yang memperkirakan dampak ekonomi yang hilang akibat penerapan hal ini sekitar Rp182,2 triliun.

Usulan peredaran rokok dalam kemasan polos tanpa merk tersebut termuat dalam Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan (RPMK) tentang Produk Tembakau dan Rokok Elektronik. “Dampak ekonominya dengan kemasan polos tentu saja ini bukan hanya bagi para industri rokok, tapi juga industri kemasan untuk kertas, kemudian tembakau, cengkeh, termasuk yang lain juga terdampak. Ini akan berdampak ekonomi kurang lebih minus Rp182,2 triliun,” ujar Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad, dalam acara Diskusi Publik Indef: Industri Tembakau Suram, Penerimaan Negara Muram, Senin (23/9/2024).

Advertisement

Tauhid menyebut dalam kajian Indef kemasan polos akan mendorong terjadinya downtrading atau fenomena ketika konsumen beralih ke produk rokok yang lebih murah. Selain itu juga bakal terjadi switching atau perpindahan konsumsi ke rokok ilegal yang lebih cepat dari yang seharusnya. Selain itu ada potensi anjloknya permintaan produk rokok legal sebesar 42,09%. Dampak dari kebijakan penggunaan kemasan polos ini diprediksi mengurangi penerimaan negara sekitar Rp95,6 triliun.

Sedangkan perkiraan pelemahan dampak ekonomi dan penurunan penerimaan negara disebabkan aturan kemasan polos membuat tidak ada perbedaan antara satu merk dengan merk lainnya karena yang menonjol adalah gambar peringatan bahaya rokok. “Implikasinya apa? Bagi para konsumen dengan situasi ini, yang dilihat hanyalah soal price atau harga, sehingga implikasinya persaingan akan semakin ketat. Di sisi rokok ilegal, juga bisa meningkat dua tiga kali lipat, karena apa? Ya sangat mudah untuk ditiru begitu dengan gambar yang sama, model yang sama, dan ini yang kemudian memunculkan implikasi yang sangat besar,” ungkapnya.

Dia menyatakan pula bahwa aturan terkait kemasan polos dengan skenario permintaan produk legal menurun 42,09% ini akan memberikan dampak terhadap 1,22 juta pekerja di seluruh sektor. “Bukanya hanya IHT [Industri Hasil Tembakau], tapi sektor-sektor lainnya juga terdampak,” kata Tauhid mengingatkan.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
R. Bambang Aris Sasangka - journalist, history and military enthusiast, journalist competency assessor and trainer
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif