ekonomi
Langganan

Rumah Tapak Masih Jadi Hunian Idaman Milenial dan Gen Z - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Galih Aprilia Wibowo  - Espos.id Ekonomi  -  Kamis, 29 Agustus 2024 - 19:33 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi membeli rumah. (Freepik)

Esposin, SOLO--Generasi muda memiliki preferensi khusus dalam kepemilikan hunian impian. Mereka cenderung mencari rumah tapak yang berlokasi di pusat kota.

Namun, keterbatasan lahan di wilayah perkotaan membuat para pencari rumah harus memikirkan opsi lain.

Advertisement

Hal ini mengemuka dalam talkshow yang digelar oleh Solopos Media Group (SMG) bertajuk Solusi Inovatif Untuk Hunian Terjangkau Milenial dan Gen Z dan didukung BP Tapera, BCA, dan Blesscon, di Radya Litera Multifunction Hall Griya Solopos, pada Rabu (28/8/2024).

Dalam pemaparannya, Kasubdit Kemudahan dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Dirjen Pembiayaan Infrastruktur dan Perumahan Kemen PUPR, Samson Sibrani, menyebut rumah tapak menjadi opsi yang paling diminati para pencari hunian.

Advertisement

Dalam pemaparannya, Kasubdit Kemudahan dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Dirjen Pembiayaan Infrastruktur dan Perumahan Kemen PUPR, Samson Sibrani, menyebut rumah tapak menjadi opsi yang paling diminati para pencari hunian.

Kelompok milenial masih menjadi kelompok demografis terbesar yang mencari informasi properti, yaitu sebanyak 56,9%. Terdapat fenomena baru, Gen Z yang berusia di bawah 25 tahun dan baru berkarier mulai menunjukkan minat dalam membeli rumah pertama yaitu 5,4%.

Rumah tapak masih merupakan opsi terpopuler dengan 76,1%, Hal ini disebabkan aspek psikologis masyarakat Indonesia yang masih menganggap sebuah rumah harus berdiri di tanah dan ada halaman.

Advertisement

Menurutnya, sebanyak 40,95% milenial ingin membeli sendiri rumah impian mereka, dan 61% milenial belum memiliki rumah. Rata-rata penghasilan milenial adalah Rp8,5 juta per bulan dengan kemampuan harga hunian milenial adalah sekitar Rp200 juta hingga Rp900 juta.

Kaum milenial memiliki persepsi khusus terhadap kepemilikan rumah. Kelompok generasi muda ini cenderung mencari hunian yang berlokasi di pinggir atau perbatasan kota.

Mereka juga mempertimbangkan ketersediaan fasilitas pendidikan anak usia 2-10 tahun, fasilitas klinik, apotek, pusat perbelanjaan, taman, hingga fasilitas olahraga dan transportasi umum.

Advertisement

Namun, ada beberapa alasan kelompok milenial yang belum memiliki rumah, mulai dari belum menemukan yang tepat, belum mampu secara finansial, dan masih ada cicilan lain.

Pakar Perencanaan Perumahan dan Pemukiman Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Winny Astuti, menilai ketersediaan fasilitas umum di wilayah perumahan menjadi pertimbangan generasi milenial dan generasi zenial (Gen Z) dalam memilih hunian.

Saat ini rumah subsidi banyak tumbuh di wilayah pinggiran kota bukan lagi pusat kota.

Advertisement

"Tapi mereka [generasi muda] juga tidak nyaman, karena tidak ada mal, tidak dekat fasilitas kesehatan. Jadi banyak faktor yang menyebabkan Gen Z itu belum mempunyai rumah," kata dia.

Menurut Winny salah satu solusi menjawab permasalahan ini adalah dengan mempertimbangkan opsi hunian lain. Apartemen merupakan alternatif hunian yang bisa dikembangkan selain rumah tapak.

"Tapi yang tidak terlalu mahal, middle low cost apartemen. Di Mojosongo, Solo misalnya ada Solo Urbana itu mungkin salah satu apartemen yang tidak terlalu jauh dari pusat kota. Tapi tidak terlalu mahal, dan punya privasi yang tinggi," ujarnya.

Advertisement
Rohmah Ermawati - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif