Esposin, SOLO--Saat ini banyak anak muda yang memilih terjun ke dunia usaha, salah satunya dilakukan oleh warga Kalijambe, Sragen, Fahmi Rachmada Putra. Pemuda 30 tahun ini sukses memproduksi kerajinan kandang bagi hewan peliharaan sejak 2015.
Pemilik Rachma Jaya Wood ini memproduksi beragam furnitur bagi hewan peliharaan, seperti kucing, kelinci, guinea pig, burung, hamster, dan lainnya. Fahmi biasanya melayani pesanan kandang sesuai permintaan pelanggan.
Promosi Beri Kontribusi Nyata, BRI Peduli Adakan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Banyak pelanggan yang meminta dibuatkan kandang dengan bentuk unik dan dilengkapi dengan beragam permainan agar menambah kenyamanan bagi hewan peliharaan.
"Awalnya saya waktu kuliah itu memang suka hewan peliharaan, waktu saya libur, saya ambil kerja paruh waktu di pabrik mebel di Kalijambe, Sragen. Terus saya ada ide untuk membuat kandang hewan peliharaan," terang Fahmi saat ditemui Espos.id, seusai acara Onboarding UMKM Soloraya 2024 Digitalisasi UMKM Solo UMKM Tambah Jago Lan Raharjo, di Novotel Solo, Kamis (13/6/2024).
Fahmi mengaku juga berkolaborasi dengan perajin mebel di Kalijambe, Sragen yang biasanya hanya memproduksi meja, kursi, dan lemari.
Menurutnya selisih biaya produksi dengan harga jual furnitur tidak besar, sehingga keuntungan bagi perajinan relatif sedikit, apalagi proses produksinya cukup memakan waktu.
Namun berbeda jika perajin memproduksi furnitur bagi hewan peliharaan yang bentuknya relatif kecil dan mini maka keuntungan yang diperoleh cukup lumayan dengan waktu pengerjaan relatif singkat.
Oleh sebab itu, perajin mebel juga tertarik memproduksi pesanan rumah hewan yang diterima Fahmi.
Lebih lanjut. Fahmi mengaku berani menjamin kualitas kandang peliharaan hasil produksinya. Kandang tersebut dibuat dari kayu jati, kayu mahoni, dan lainnya sesuai permintaan konsumen.
Untuk memenuhi pesanan, Fahmi saat ini memiliki delapan karyawan baik dari divisi produksi, finishing, quality control, hingga packaging.
"Soalnya itu saya branding, rumah hewan itu sebagai rumah yang kita tempati. Karena hewan itu dianggap sebagai anggota keluarga. Para pemilik hewan peliharaan itu akan membuatkan rumah yang bagus yang nyaman untuk hewannya," ungkap Alumnus UIN Raden Mas Said Surakarta ini.
Dia memasarkan produknya di kontes-kontes hewan peliharaan. Dari mulut ke mulut, produk kandang peliharaan bikinan Fahmi makin dikenal.
Dia kemudian merambah pasar daring di lokapasar hingga produknya banyak dipesan konsumen dari luar Sragen. Ada pesanan yang berasal dari Jakarta dan wilayah Jabodetabek lainnya. Bahkan dengan program ekspor di salah satu markeplace, produknya juga dipesan konsumen dari Thailand.
"Kelebihannya, bisa custom, yang kedua saya menjual story telling bahwa hewan peliharaan itu adalah keluarga," kata dia.
Produknya dijual paling murah seharga Rp20.000. Dia pun pernah membuat kandang kelinci seharga Rp7 juta dengan tinggi 1,5 meter (m) dan dan panjang 1 m. Dia mengaku tidak kesulitan dalam mengirimkan produknya dengan menggunakan ekspedisi.
Dalam sebulan rata-rata dia mampu memproduksi 100 hingga 200 kandang peliharaan. "Kalau diihitung omzetnya rata-rata Rp300 juta hingga Rp400 juta setahun," ujarnya.
Tantangan dalam membuat produknya ini adalah memastikan standar keamanan bagi setiap hewan, karena berbeda jenis, hewan memiliki tingkat kenyamanannya yang berbeda-beda.
Fahmi bercerita pernah menerima pesanan kandang dari Bali bagi hewan pengerat, chinchilla. Harga hewan peliharaan ini bisa mencapai Rp20 juta.
Membuat kandang bagi chinchilla, menurutnya, memerlukan waktu selama sebulan, karena kombinasi permainan di dalam kandang. Kandangnya dibuat dari kayu yang dikombinasikan alumunium, yang dilengkapi permainan kincir.